Pages

Senin, 07 Agustus 2017

Rentetan Tanya Dalam Hidup ~ Part 2

Pagi ini kurasakan seperti biasanya,,tiada yang berubah, masih tetap sepi,kelam dan sunyi. Terkadang aku bertanya, adakah insan sepeti aku ?  Lagi - lagi pertanyaan bodoh yang ada. Beginilah aku, hidup di dalam dunia yang selalu penuh tanda Tanya. Dari mulai terbukanya mata hingga terlelap, selalu pertanyaan yang setia menemaniku. Bukan karna aku tak punya teman, tetapi entah mengapa aku masih merasa sepi. Bukan kasih sayang teman, ataupun kekasih yang ku cari.
Aku layaknya seorang remaja biasa yang terlahir seperti pada umumya, dengan tinggi semampai yang termasuk di atas rata - rata untuk usia 17an sepertiku, buktinya aku diterima ikut paskibraka tahun lalu, walaupun akhirnya aku mengundurkan diri, kulit kuning langsat. Hidung yang menurut banyak orang  mancung dan seperti milik ayahku. Toh itu hanya kata orang karena aku tak pernah tau seperti apa ayahku. Aku hanya melihat sekilas dari foto milik ibu itupun butuh perjuangan untuk melihatnya, bahkan aku rela dicaci maki ibuku. Entah mengapa ibu tak pernah mengizinkanku melihat foto ayah. Aku tak pernah terlahir berbeda, mungkin hanya nasib yang membedakanku dengan yang lain.
“Heii” sapa tifa, teman terbaikku
Aku hanya tersenyum memandangnya. Belum ada kata yang terucap dari bibirku sejak pagi ini.
“Novelnya mana? “ Tanyanya
“itu “ jawabku singkat sambil menunjuk pada buku yang dimaksud.
“Keluar sebentar yuk ? ” ajaknya
“ malas ah”
“ayo lah. Bosan di kelas terus. Please  “ pintanya memohon,
bailkah
“ke kantin ya? “ ajaknya, lagi lagi aku hanya tersenyum dan menggangguk.
***
“dia? “ tanyaku dalam hati saat dalam perjalanan menuju kantin.
Aku tak salah melihatnya, itu memang dia. Aku melihatnya, dan ternyata ia juga melihatku. Ia tersenyum, lalu menyapaku “Delica”
Dan lagi lagi aku hanya tersenyum. Tetapi kali ini ada sedikit udara sejuk yang perlahan menyusup ke relung  hatiku.
“ ciee…. “ ledek tifa yang mengetahui aku dengannya, tifalah satu satu nya orang yang mengetahui perasaanku dengannya, tetapi aku dan Tifa tak mengetahui perasaannya terhadapku.
“ Apaan sih , udah sana pesenin makanan buat aku sekalian” sanggahku.
“ iya iya moody” lagi lagi ia meledekku.
“dia suka nggak sih? tanyaku dalam hati “sudah ica tidak usah ge-er “ kata hati memenangkan.
“ini ,, nona moody pesananya” kata tifa sembari memberikanku semangkok soto dan segelas es teh.
“terimaksih cubby “
“ e ciiee yang abis dapat vitamin langsung fresh kaya gitu.”
“ sudah sudah makan dulu sana.haha

Terkadang jika kesibukkan menghampiri aku sering melupakkan ribuan Tanya yang ada dalam benakku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text